Selasa, 31 Agustus 2010

WHITE COLLAR VICTIM

Kang Wira merasa gembira ketika mendengar temannya mendapat kepercayaan menjadi bendahara atau finance manager -bahasa kerennya- di sebuah proyek besar ukuran local. Ya, kami memang sedang punya hajat membangun gedung baru untuk menyambut status baru sebagai sebuah institusi bertaraf internasional, dana yang akan dikelolanya pun ber em em. Jadi wajar teman Kang Wira merasa bangga mendapat jabatan itu. Sebuah jabatan yang tak pernah diimpikan sebelumnya oleh teman Kang Wira kini ada di tangan.

Teman Kang Wira itu orangnya sederhana, jujur dan bersahaja, tak banyak omong cenderung pendiam, cocok untuk jabatan itu. Kang Wira tahu, biasanya dia sebagai teller, yang sebenarnya maaf sebuah jabatan yang sudah tinggi baginya mengingat ijasahnya. Makanya, Kang Wira agak heran kepadanya, koq bisa ya? Tapi Kang Wira merasa bersyukur itu karunia dari atas. “selamat ya” ujar Kang Wira memberi ucapan selamat atas jabatan barunya. Seperti biasa dia tak banyak omong hanya tersenyum.

Mega proyek hampir selesai peresmian gedung tinggal menghitung hari, rencananya penguasa kabupaten akan meresmikannya. Semua Teman teman di tempat Kang Wira bekerja sibuk menyiapkan perayaan. Kang Wira dengar rencananya upacara penyambutan akan memakai bilingual - dua bahasa- bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal yang wajib dilakukan mengingat statusnya sudah bertaraf international. Meskipun bisa dipastikan undangan dan hadirin pada perayaan itu semuanya domestic nggak ada bulenya. Tapi itu sah sah saja untuk sebuah institusi bertaraf international. Dan juga kita lagi international minded, sedang demam yang berbau international, koran yang biasanya local sekarang internasional, yang berbahasa inggris, bahkan buku yang dibawa teman teman banyak yang tebal karena bilingual, meski Kang Wira ragu itu buku yang dibaca bagian yang mana, yang bahasa Indonesianya atau yang berbahasa inggrisnya atau tidak dua duanya?

Kesibukan makin terasa, panggung telah siap menanti upacara. Kang Wira ada ditengah hadirin yang telah duduk dengan rapih, seperti biasa dengan ciri khasnya kalau sudah duduk Kang Wira lupa berdiri pas menyanyikan lagu Indonesia Raya karena ngantuk. Bapak atasan Kang Wira dengan senyum kebanggaan memberi kata sambutan dengan tak lupa dengan ‘panjang dan lebarnya’ dan juga diakhiri dengan permintaan untuk bapak bupati berkenan meresmikan penggunaan gedung baru.

Dari sudut mata Kang Wira melihat arah pintu sebuah ruangan bapak bendahara kita sedang duduk seperti merenung. Perlahan Kang Wira keluar dari tempat perayaan dan menghampiri temannya. Wuih …. Bapak manager keuangan kita ini koq ngga gabung kesana mengikuti perayaan? Lagi ngitung untung tah ? kata Kang Wira mengagetkannya dari lamunan. Ah akang, saya kira siapa, katanya. Boss, ayam saya mati gara gara bengong jadi pagi pagi jangan bengong kata Kang Wira ngajak bercanda. Ini Kang .. katanya tidak melanjutkan. Diberikannya selembar kertas untuk dibaca, isinya surat panggilan dari kantor kejaksaan. Lho … emang ada apa? Jawab Kang Wira heran. Proyek sukses kan? Kata Kang Wira lagi. Ya, proyek sukses tapi saya tak sukses, katanya lirih. Maksudnya? Saya menjabat sebagai bendahara cuman diatas kertas saja, sebenarnya saya hanya disuruh untuk menandatangani semua transaksi yang saya tak mengerti dan hasilnya surat panggilan itu. Bleg!!! Kang Wira pingsan.

1 komentar:

Your advices feed us to grow up