Yang namanya hujan memang menyusahkan bagi para petani yang
baru saja panen karena telat nanamnya sehingga keburu musin hujan dan terutama,
bagi pengusaha kerupuk yang banyak betebaran seantero kabupaten Kang Wira
tempati. Hujan juga merupakan pertanda ada tokoh masyarakat yang meninggal
dunia sehingga alampun ikut berduka untuk mereka yang mempercayai. Dan karena
hujan pula Kang Wira meliburkan diri nambah waktu libur, kehujanan waktu
berlibur. “Yang lama ya Pak sakitnya”, kata anak anak bersorak. Dua hari ini Kang
Wira memang hanya masuk jam pertamanya saja itupun dengan pakaian kutubnya
setelah itu pulang.
Hari ini pun Kang Wira terpaksa menerobos hujan lagi ke
sekolah karena malu terlalu lama libur jadi nekat bergerimis ria. Di pintu
depan, teman sejawat Kang Wira asyik lagi ngobrol tanpa senyum tanpa canda,
sekali sekali sunyi. Kang Wira menghampiri setelah memarkir motornya, “sepertinya
ada bala (bencana) nih, Koq pada murung?” sambil salaman. “iya, nih” kata pak Dery,
tapi disambut temen di sampingnya “Selamat ya Kang, doa Akang terkabul” Ujar
pak Pandu. “lah …. Apa apa an ini, satu bilang ada bencana sementara yang ini
bilang ngucapin selamat nyang bener yang mana?” “Dua duanya, tergantung dari
mana kita memandang” kata Pak Yono agak berfilsafat sambil menyodorkan segepok Koran.
Selintas mata Kang Wira melirik headline bercetak biru tertulis “MK membatalkan
keputusan pemerintah tentang program RSBI, kemanakah sekolah-sekolah berstatus RSBI
dan SBI?” Kang Wira tersenyum dan berucap INNALILLAHI WA INNAILAIHI ROJI’UN, Kang
Wira langsung menadahkan tangan layaknya
orang berdoa yang tanpa sadar diikuti oleh temen yang lain “semoga Allah
mengampuni orang orang yang mencetusnya karena untuk kebaikan dan semoga Allah
pun mengampuni dosa orang orang yang hanya memanfaatkannya. Amin. “Sialan loe
Ra” kata Pak Dery langsung ngloyor pergi diikuti “Ha…. Ha….ha…..” tawa temen
temennya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Your advices feed us to grow up