Jumat, 11 Januari 2013

OBITUARY



Yang namanya hujan memang menyusahkan bagi para petani yang baru saja panen karena telat nanamnya sehingga keburu musin hujan dan terutama, bagi pengusaha kerupuk yang banyak betebaran seantero kabupaten Kang Wira tempati. Hujan juga merupakan pertanda ada tokoh masyarakat yang meninggal dunia sehingga alampun ikut berduka untuk mereka yang mempercayai. Dan karena hujan pula Kang Wira meliburkan diri nambah waktu libur, kehujanan waktu berlibur. “Yang lama ya Pak sakitnya”, kata anak anak bersorak. Dua hari ini Kang Wira memang hanya masuk jam pertamanya saja itupun dengan pakaian kutubnya setelah itu pulang.

Hari ini pun Kang Wira terpaksa menerobos hujan lagi ke sekolah karena malu terlalu lama libur jadi nekat bergerimis ria. Di pintu depan, teman sejawat Kang Wira asyik lagi ngobrol tanpa senyum tanpa canda, sekali sekali sunyi. Kang Wira menghampiri setelah memarkir motornya, “sepertinya ada bala (bencana) nih, Koq pada murung?” sambil salaman. “iya, nih” kata pak Dery, tapi disambut temen di sampingnya “Selamat ya Kang, doa Akang terkabul” Ujar pak Pandu. “lah …. Apa apa an ini, satu bilang ada bencana sementara yang ini bilang ngucapin selamat nyang bener yang mana?” “Dua duanya, tergantung dari mana kita memandang” kata Pak Yono agak berfilsafat sambil menyodorkan segepok Koran. Selintas mata Kang Wira melirik headline bercetak biru tertulis “MK membatalkan keputusan pemerintah tentang program RSBI, kemanakah sekolah-sekolah berstatus RSBI dan SBI?” Kang Wira tersenyum dan berucap INNALILLAHI WA INNAILAIHI ROJI’UN, Kang Wira  langsung menadahkan tangan layaknya orang berdoa yang tanpa sadar diikuti oleh temen yang lain “semoga Allah mengampuni orang orang yang mencetusnya karena untuk kebaikan dan semoga Allah pun mengampuni dosa orang orang yang hanya memanfaatkannya. Amin. “Sialan loe Ra” kata Pak Dery langsung ngloyor pergi diikuti “Ha…. Ha….ha…..” tawa temen temennya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your advices feed us to grow up